HTML/JavaScript

Dapatkan Pulsa Gratis Setelah Mendaftar Disini..!!!

http://exci.to/1uQMcX1

Wikipedia

Search results

Saturday 18 October 2014

Laporan Praktikium Kimia Modul I



  MODUL 1
A.  Judul :
Termokimia
B.  Tujuan :
a.    Setiap reaksi kimia selalu disertai dengan perubahan energi
b.    Perubahan kalor dapat diukur atau dipelajari dengan percobaan yang sederhana
C.  Dasar teori
Termokimia adalah studi tentang efek panas yang terjadi baik pada proses fisis, maupun dalam reaksi kimia. Efek panas ini, yang biasanya disebut kalor reaksi, ialah energi yang dipindahkan dari atau ke system (ke atau dari lingkungan), sehingga suhu hasil reaksi menjadi sama dengan suhu pereaksi.
Jika energi itu dipindahkan dari system (ke lingkungan), maka reaksi yang bersangkutan merupakan reaksi eksoterm, sedangkan jika energi dipindahkan kesistem (dari lingkungan), maka reaksi bersifat endoterm.
Sumber : Stoikiometri Energetika Kimia, Drs. Hiskia Achmad
Pada umumnya sebuah system jauh lebih kecil dari lingkungannya. Dialam ini terjadi banyak kejadian atau perubahan sehingga alam mengandung system dalam jumlah tak hingga, ada yang berukuran besar (seperti tata surya), berukuran kecil (seorang manusia dan sebuah mesin), dan berukuran kecil sekali (seperti sebuah sel dan satu atom). Akibatnya, satu sistem kecil dapat berada dalam system besar, atau satu system merupakan lingkungan bagi system yang lain. Akan tetapi bila sebuah system dijumlahkan dengan lingkungannya, yang disebut alam semesta.
Alam semesta adalah system ditambah lingkungannya. Oleh sebab itu, alam semesta hanya ada satu, tiada duanya. Interaksi antara system dan lingkungan dapat berupa pertukaran materi dan atau pertukaran energi.
Sumber : http://www.termokimia.pdf  (di akses tanggal 2 Desember 2012)
Termokimia mempelajari perubahan kalor dalam suatu reaksi kimia. Dalam percobaan ini, perubahan kalor yang dipelajari pada tekanan osmotik. Jadi, perubahan kalor yang ditentukan adalah perubahan entalpi (∆H). Apabila sistem yang kita pelajari hanya menyangkut zat padat dan zat cair saja, maka yang bersangkutan denagn sistem tersebut (=p∆V), dapat diabaikan. Oleh karena itu perubahan entalpi (∆H) dan perubahan energi dalam (∆U) dalam hal ini adalah identik.
Jumlah perubanhan kalor sebagai hasil reaksi kimia dapat diukur dalam suatu kalorimeter (yang diukur dalam temperatur). Kalorimeter terdiri dari suatu tabung yang dibuat sedemikian rupa sehingga tidak ada pertukaran atau perpindahan kalor dengan sekelilingnya, walaupun ada pertukaran kalor sekecil mungkin sehingga dapat diabaikan. Sebagai kalorimeter yang sederhana dapat pergunakan botol termos gelas kimia yang dihubungkan atau dibungkus busa plastik, akan tetapi perlu diperhatikan bahwa ada pertukaran kalor antara kalorimeter dan isinya, sehingga perlu menera kalorimeter (yaitu menentukan kalor yang diserap oleh kalorimeter), seteliti mungkin, sesuai dengan persoalan yang dipelajari. Jumlah kalor yang diserap kalorimeter untuk kenaikan suhunya sebesar satu derajad disebut Tetapan Kalorimeter.
Sumber : Penuntun Praktikum Kimia Dasar 1, Team Teaching Kimia Dasar 1
Berdasarkan kemampuan untuk melakukan pertukaran, maka sistem dikelompokkan menjadi tiga yaitu :
1.    Sistem terbuka, pada sistem ini energi maupun materi dapat dipertukarkan secara bebas dengan lingkungannya. Dalam kehidupan nyata / sehari- hari sistem ini banyak sekali dijumpai, misalnya kita meletakkan kapur barus (naftalena) di antara buku atau baju- baju, kapur barus akan menguap, jadi ada materi yang dipertukarkan yaitu antara uap naftalena dan udara. Atau botol yang berisi cuka atau alkohol. Di laboratorium semua reaksi kimia yang dilakukan umumnya dilakukan dengan sistem terbuka.
2.    Sistem tertutup, sistem ini memungkinkan terjadinya pertukaran energi, tetapi tidak memungkinkan terjadi pertukaran materi dengan lingkungannya. Dalam bahasa sehari- hari dapat dikatakan sistem berada dalam suatu tempat yang ditutup rapat, tetapi kita masih dapat mengamati perubahan suhu dari dinding sistem. Contoh botol- botol zat kimia yang masih disegel, susu kaleng, makanan kaleng.
3.     Sistem terisolasi. Sistem ini sama sekali tidak memungkinkan melakukan pertukaran baik energi maupun materi dengan lingkungannya. Contoh dalam kehidupan sehari- hari adalah termos. Di laboratorium ada yang dikenal sebagai termostat, kalorimeter, maupun instrumen untuk reaksi- reaksi in-situ menggunakan sistem terisolasi.
Sumber : http://www.ppm-termokimia.pdf (di akses tanggal 2 Desember 2012)
Ditinjau dari jenis reaksi, terdapat empat jenis kalor, yaitu sebgai berikut.
·         Kalor pembentukan, ialah kalor yang menyertai pembentukan satu mol senyawa langsung dari unsur-unsurnya.
·         Kalor penguraian (kebalikan kalor pembentukan), yaitu kalor yang menyertai penguraian 1 mol senyawa langsung menjadi unsur-unsurnya.
·         Kalor penetralan, ialah kalor yang menyertai pembentukan 1 mol air dari reaksi penetralan (asam dengan basa)
·         Kalor reaksi, yakni kalor yang menyertai suatu reaksi dengan koefisien yang paling sederhana
            Kalor reaksi dapat ditentukan dengan percobaan laboratorium atau dengan perhitungan. Dengan perhitungan ada tiga cara, yaitu berdasarkan Hukum Hess, data kalor pembentukan standar, dan data energi ikatan.
Sumber : Kimia Dasar 1, Syukri S















D.    ALAT DAN BAHAN
No
Nama Alat
Gambar
Fungsi
1.
Gelas kimia




sebagai wadah atau tempat untuk larutan
2.






Gelas ukur

sebagai alat untuk mengukur larutan.
3.
Termometer

Sebagai alat pengukur suhu atau temperatur.
4.
Gelas Kimia
Untuk menampung larutan
5.
Pipet tetes

sebagai alat untuk mengambil cairan dalam jumlah tertentu maupun takaran bebas. 


No
Nama Bahan
Sifat Fisik
Sifat Kimia
1.   
Etanol

-    Mudah menguap.

-       Dapat bereaksi dengan air dan akan
melepaskan kalor.

2.   
HCl 2 M

-    Elektrolit kuat
-    Asam kuat
-    Berwarna putih

-       Titik didih, titik leleh, massa jenis, pH tergantung pada konsentrasi HCl.

3.   
NaOH 2M

-    Rapuh (mudah hancur)
-    Asin
-    Larut dalam air
-    Berwarna putih

-       Bisa di dapat dari reaksi NaOH dan HCl
-       pH-nya netral
-       Ikatan ionik kuat
-                                     Merupakan larutan elektrolit kuat

4.   
H2O

-    Zat cair bening, tidak berbau
-    Tidak berwarna
-    Titik didih 100°C, titik beku 0°C
-    Indeks bias = 1,332

­       Bersifat polar
­       Pelarut yang baik untuk berbagai macam zat.








E.     CARA KERJA
1.      Menentukan tetapan calorimeter
20 ml H2O

20 ml H2O

 


-       Memasukkan kedalam kalorimeter    - Memasukkan kedalam gelas
-       Mencatat temperaturnya                        kimia dengan memanaskan
                                                                    sampai ± 10° C           
-  Mencatat temperature
-       Mencampurkan kedalam kalorimeter
­       Mengaduk/ mengocok.
­      
 Menit ke 1 – 3 suhunya 36oC
Menit ke 4 – 5 suhunya 35oC
Menit ke 6 – 9 suhunya 34oC
Menit ke 10 suhunya 33oC


Mengamati temperaturnya selama 10 menit dalam selang waktu 1 menit

                                                                                                                                    


2.      Penentun kalor pelarutan etanol dalam air
a.    Untuk 18,0 ml H2O dalam 29,0 ml C2H5OH
18,0 ml H2O
29,0 ml C2H5OH
 


-   Memasukan kedalam  kalorimeter - Mengukur temperaturnya
-   Mencatat temperatur air selama 2              
menit dengan selan waktu ½ menit.                    
                                                              
- Mencampurkan kedalam kalorimeter
- Mengaduk
- Mengamati temperaturnya selama 4 menit dalam selang waktu ½  menit
½ - 1 menit suhunya 34oC
1 ½  - 3 menit suhunya 33oC
3 ½ - 4 menit suhunya 32oC
 




b.   Untuk 27,0 ml H2O dalam 19,3 ml C2H5OH
27,0 ml H2O
19,3 ml C2H5OH
 


-   Memasukan kedalam  kalorimeter - Mengukur temperaturnya
-   Mencatat temperatur air selama 2              
menit dengan selang waktu ½ menit.         


-          Mencampurkan kedalam kalorimeter
-          Mengaduk
-          Mengamati temperaturnya selama 4 menit dalam selang waktu ½  menit
½ menit – 1 menit suhunya 36oC
1½ menit – 2 menit suhunya 35oC
2 menit – 4 menit suhunya 34oC

 




c.    Untuk 36,0 ml H2O dalam 14,5 ml C2H5OH
14,5 ml C2H5OH
36,0 ml H2O
 


-   Memasukan kedalam  kalorimeter - Mengukur temperaturnya
-   Mencatat temperatur air selama 2                
       menit dengan selang waktu ½ menit.              


-          Mencampurkan kedalam kalorimeter
-          Mengaduk
-          Mengamati temperaturnya selama 4 menit dalam selang waktu ½  menit
½ menit – 4 m3nit suhunya tetap 33oC
 






d.   Untuk 36,0 ml H2O dalam 11,5 ml C2H5OH
36,0 ml H2O
11,5 ml C2H5OH
 


-   Memasukan kedalam  kalorimeter - Mengukur temperaturnya
-   Mencatat temperatur air selama 2               
menit dengan selang waktu ½ menit.                


-          Mencampurkan kedalam kalorimeter
-          Mengaduk
-          Mengamati temperaturnya selama 4 menit dalam selang waktu ½  menit
½ menit – 4 menit suhunya tetap 33oC
 



e.    Untuk 36,0 ml H2O dalam 5,8 ml C2H5OH
36,0 ml H2O
5,8 ml C2H5OH
 


-   Memasukan kedalam  kalorimeter - Mengukur temperaturnya
-   Mencatat temperatur air selama 2                
menit dengan selang waktu ½ menit.                   


-          Mencampurkan kedalam kalorimeter
-          Mengaduk
-          Mengamati temperaturnya selama 4 menit dalam selang waktu ½  menit
½ menit – 4 menit suhunya tetap 33o C
 







f.    Untuk 45,0 ml H2O dalam 4,8 ml C2H5OH
45,0 ml H2O
4,8 ml C2H5OH
 


-   Memasukan kedalam  kalorimeter - Mengukur temperaturnya
-   Mencatat temperatur air selama 2                
menit dengan selang waktu ½ menit.                 


-          Mencampurkan kedalam kalorimeter
-          Mengaduk
-          Mengamati temperaturnya selama 4 menit dalam selang waktu ½  menit
½ menit – 1½ menit suhunya 32oC
2 menit – 4 menit suhunya 31oC
 



3.      Penentuan kalor penetralan HCl dan NaOH
20 ml HCL
20 ml NaOH
 


-    Memasukan kedalam kalorimeter             - Mengukur
-    Mencatat temperaturnya                           - Mencatat temperature



-          Mencampurkan kedalam kalorimeter
-          Mengaduk
-          Mengamati temperaturnya selama 5 menit dalam selang waktu ½  menit
½ menit – 3 menit suhunya 39oC
3½ menit – 5 menit suhunya 38oC
V- Mencatat temperatur






4.      Penentuan Kalor penetralan NaOH dan CH3COOH
20 ml NaOH



20 ml CH3COOH
 



-    Memasukan kedalam kalorimeter             - Mengukur
-    Mencatat temperaturnya                           - Mencatat temperature


-          Mencampurkan kedalam kalorimeter
-          Mengaduk
-          Mengamati temperaturnya selama 5 menit dalam selang waktu ½  menit
½ menit – 1 menit suhunya 38oC
1½ menit – 2 menit suhunya 37oC
2½ menit – 3½ menit suhunya 36oC
4 menit – 4½ menit suhunya 35oC
5menit suhunya 34oC
V- Mencatat temperatur








F.     HASIL PENGAMATAN DAN PERHITUNGAN
a.       Hasil pengamatan
1.    Penentuan tetapan kalorimeter
Va1 (air dingin) = 20 ml             Va2 (air panas) = 20 ml
Ta1 (air dingin) = 32°C                         Ta2 (air panas) = 42°C
               Tcampuran
t(Menit)
T (°C)
1
2
3
4
5
6
7
8
9
10
36
36
36
35
35
35
34
34
34
33

2.    Penentuan kalor pelarutan etanol dalam air
·      Untuk 18 ml air dan 29 ml etanol
Suhu air
t (m)
Ta (°C)
Tb (°C)
Tc (°C)
Td (°C)
Te (°C)
Tf (°C)
½
1
1 ½
2
29
29
29
29
29
29
29
29
29
29
29
29
29
29
29
29
29
29
29
29
29
29
29
29






Suhu Etanol
a.       29 ml               : 32°C
b.      19,3 ml            : 32°C
c.       14,5 ml            : 31°C
d.      11,5 ml            : 31°C
e.       5,8 ml              : 31°C
f.       4,8 ml              : 31°C 

t (m)
Ta (°C)
Tb (°C)
Tc (°C)
Td (°C)
Te (°C)
Tf (°C)
½
1
1 ½
2
2 ½
3
3 ½
4
34
34
33
33
33
33
32
32
36
36
35
35
34
34
34
34
33
33
33
33
33
33
33
33
33
33
33
33
33
33
33
33
32
32
32
32
32
32
32
32
32
32
32
31
31
31
31
31

3.      Penentuan Kalor Penetralan HCL dan NaOH
20 ml HCL 2 m            : 29°C
20 ml NaOH                 : 29°C
t (Menit)
T (°C)
1/2
1
1 ½
2
2 ½
3
3 ½
4
4 ½
5
39
39
39
39
39
39
38
38
38
38

4.      Penentuan Kalor Penetralan NaOH dan CH3 COOH
20 ml NaOH 2 m          : 29°C
20 ml CH3 COOH        : 29°C
t (Menit)
T (°C)
1/2
1
1 ½
2
2 ½
3
3 ½
4
4 ½
5
38
38
37
37
36
36
36
35
35
34

















5.    Penentuan kalor penetralan HCl dan NaOH
20 ml HCl 2 M                                      20 ml NaOH 2,05 M
THCl = 37°C                                         TNaOH = 35°C
Selama 5 menit selang                           campuran = T = 42°C
 waktu ½ menit                                      T1 = 50°C        T6 = 45°C       
                                                               T2 = 49°C        T7 = 44°C
                                                               T3 = 48°C        T8 = 41°C
                                                               T4 = 47°C        T9 = 42°C
                                                               T5 = 46°C        T10 = 41°C



b.    Perhitungan
1.    Penentuan tetapan kalorimeter
Dik :          Va1 = 20 ml
                  Va2 = 20 ml
                  ρ air = 1
                  S air = 4,2
                    Ta1 = 32 + 273 = 305 K
                    Ta2 = 42 + 273 = 315 K
Data perubahan suhu setiap menit selama 10 menit
t (menit)
T (°C)
T (K)
1
2
3
4
5
6
7
8
9
10
45
42
41
40
39
38
37
36
35
34
309
309
309
308
308
308
307
307
307
306

Dit : tetapan kalorimeter (K) = ...?
Peny :
v  Menghitung massa air dingin
Mal = Va1 + ρ air
  = 20 ml x 1
= 20 gr
v  Menghitung massa air panas
Ma2 = Va2 + ρ air
  = 20 ml x 1
= 20 gr
v  Menghitung suhu campuran
T camp. =
=
v  Menghitung perubahan air dingin
ΔT1 = Tcamp – Tair dingin
= 307,8 K – 305 K
= 2,8 K
v  Menghitung perubahan air panas
ΔT2 = Ta2 - Tcamp
= 315 K – 307,8 K
= 7,2 K
v  Menghitung kalor yang diserap air dingin
q1 = Ma1 x S air x ΔT1
 = 20 gr x 4,2  x 2,8 K
 = 235,2 Joule
v  Menghitung kalor yang diserap air panas
q2 = Ma2 x S air x ΔT2
 = 20 gr x 4,2  x 7,2 K
 = 604,8 Joule
v  Menghitung kalor yang diterima kalolimeter
q3 = q2 - q1
      = 604,8 J – 235,2 J = 369,6 Joule
v  Menghitung tetapan kalorimeter
K =  =  = 84






v  Grafik hubungan antara temperatur dengan selang waktu




                              






Keterangan :
Sumbu x : selang waktu (menit)
Sumbu y : suhu (0C)
2.    a. Penentuan kalor pelarutan etanol dalam air
1)   Untuk campuran air 18 ml dengan etanol 29 ml
Dik :    ρ air = 1
             ρ etanol = 0,789
            S etanol = 1,92
S air = 4,2
T etanol = 310C + 273 = 304 K
Dit : Entalpi perubahan (ΔH) ?
Peny :
­           Menghitung massa air
Ma = Va x ρ air
      = 18 ml x 1
      = 18 gr
­          Menghitung massa etanol
Ma = Va x ρ etanol
      = 29 ml x 0,789
      = 22,88 gr
­          Menghitung suhu campuran
T camp. =
              = 306,25 K
­          Kalor yang diserap air (qa)
ΔT1 = T camp – T (air)
       = 306,25 K – 302 K = 4,25 K
qa = Ma x S air x ΔT1
      = 18 gr x 4,2 x 4,25 K
    = 321,3 K
­          Kalor yang diserap etanol (qc)
ΔT2 = T camp – T (etanol)
        = 306,25 K – 305 K
        = 1,25 K
qc = Metanol x S etanol x ΔT2
      = 22,88 gr x 1,92 x 1,25 K
                            = 54,91 J
­          Kalor yang diserap kalorimeter (qk)
qk = K x ΔT2
      = 84    x 1,25 K = 105 J
­          Kalor yang diserap pada larutan (ql)
ql = q (air) + q (etanol) + qk
    = 321,3 J + 54,91J + 105 J
    = 481,21 J
­          Entalpi pelarutan (ΔH1)
ΔH1 =  = 962,42 J
2)   Untuk campuran air 27 ml dengan etanol 19,3 ml
Dik :    ρ air = 1
             ρ etanol = 0,789
            S etanol = 1,92
S air = 4,2
T etanol = 320C = 3050C
Dit : Entalpi perubahan (ΔH) ?
Peny :
­           Menghitung massa air
Ma = Va x ρ air
      = 27 ml x 1
      = 27 gr
­          Menghitung massa etanol
Ma = Va x ρ etanol
      = 19,3 ml x 0,789
      = 15,22 gr
­          Menghitung suhu campuran
T camp. =
              = 307,75 K
­          Kalor yang diserap air (qa)
ΔT1 = T camp – T (air)
       = 307,75 K – 302 K = 5,75 K
qa = Ma x S air x ΔT1
      = 27 gr x 4,2 x 5,75 K
    = 652,05 J
­          Kalor yang diserap etanol (qc)
ΔT2 = T camp – T (etanol)
        = 307,75 K – 305 K
        = 2,75 K
qc = Metanol x S etanol x ΔT2
      = 15,22 gr x 1,92 x 2,75 K
                            = 80,36 J


­          Kalor yang diserap kalorimeter (qk)
qk = K x ΔT2
      = 84  x 2,75 K
    = 231 J
­          Kalor yang diserap pada larutan tugas (ql)
ql = q (air) + q (etanol) + qk
    = 652,05 J + 80,36 J + 231  J
    = 963,41 J
­          Entalpi pelarutan (ΔH1)
ΔH1 =  = 487,05 J
3)   Untuk campuran air 36 ml dengan etanol 14,5ml
Dik :    ρ air = 1
             ρ etanol = 0,789
            S etanol = 1,92
S air = 4,2
T etanol = 310C + 273 = 304 K
Dit : Entalpi perubahan (ΔH) ?
Peny :
­           Menghitung massa air
Ma = Va x ρ air
      = 36 ml x 1
      = 36 gr
­          Menghitung massa etanol
Ma = Va x ρ etanol
      = 14,5 ml x 0,789
      = 11,44 gr
­          Menghitung suhu campuran
T camp. =
              =  306 K
­          Kalor yang diserap air (qa)
ΔT1 = T camp – T (air)
       = 306 K – 302 K = 4 K
qa = Ma x S air x ΔT1
      = 36 gr x 4,2 x 4  K
    = 604,8 J
-            Kalor yang diserap etanol (qc)
ΔT2 = T camp – T (etanol)
        = 306 K – 304 K
        = 2  K
qc = Metanol x S etanol x ΔT2
      = 11,44 gr x 1,92 x 2 K
                            = 43,776 J
­          Kalor yang diserap kalorimeter (qk)
qk = K x ΔT2
      = 84  x 2 K
    = 168 J
­          Kalor yang diserap pada larutan tugas (ql)
ql = q (air) + q (etanol) + qk
    = 604,8  J + 43,776  J + 168 J
    = 816,576 J
­          Entalpi pelarutan (ΔH1)
ΔH1 =  = 6532,6 J
4)   Untuk campuran air 36 ml dengan etanol 11,5ml
Dik :    ρ air = 1
             ρ etanol = 0,789
            S etanol = 1,92
S air = 4,2
T etanol = 320C + 273 = 305 K
Dit : Entalpi perubahan (ΔH) ?
Peny :
­           Menghitung massa air
Ma = Va x ρ air
      = 36 ml x 1
      = 36 gr
­          Menghitung massa etanol
Ma = Va x ρ etanol
      = 11,5 ml x 0,789
      = 9,1 gr
­          Menghitung suhu campuran
T camp. =
              =  306 K
­          Kalor yang diserap air (qa)
ΔT1 = T camp – T (air)
       = 306  K – 302 K = 4 K
qa = Ma x S air x ΔT1
      = 36 gr x 4,2 x 4 K
    = 604,8 J
­          Kalor yang diserap etanol (qc)
ΔT2 = T camp – T (etanol)
        = 306 K – 305 K
        = 2 K
qc = Metanol x S etanol x ΔT2
      = 9,1 gr x 1,92 x 2 K
                            = 34,9 J
­          Kalor yang diserap kalorimeter (qk)
qk = K x ΔT2
      = 84  x 2 K
    = 168 J
­          Kalor yang diserap pada larutan tugas (ql)
ql = q (air) + q (etanol) + qk
    = 604,8  J + 34,9  J + 168 J
    = 807,7 J
­          Entalpi pelarutan (ΔH1)
ΔH1 =  = 8077 J
5)   Untuk campuran air 36 ml dengan etanol 5,8 ml
Dik :    ρ air = 1
             ρ etanol = 0,789
            S etanol = 1,92
S air = 4,2
T etanol = 310C + 273 = 304 K
Dit : Entalpi perubahan (ΔH) ?
Peny :
­           Menghitung massa air
Ma = Va x ρ air
      = 36 ml x 1
      = 36 gr
­          Menghitung massa etanol
Ma = Va x ρ etanol
      = 5,8 ml x 0,789
      = 4,5 gr
-       Menghitung suhu campuran
T camp. =
              =  305 K
­          Kalor yang diserap air (qa)
ΔT1 = T camp – T (air)
       = 305  K – 302 K = 3 K
qa = Ma x S air x ΔT1
      = 36 gr x 4,2 x 3 K
    = 453,6 J
­          Kalor yang diserap etanol (qc)
ΔT2 = T camp – T (etanol)
        = 305 K – 304 K
        = 1 K
qc = Metanol x S etanol x ΔT2
      = 4,5 gr x 1,92 x 1 K
                            = 8,64 J
­          Kalor yang diserap kalorimeter (qk)
qk = K x ΔT2
      = 84  x 1 K
    = 84 J
­          Kalor yang diserap pada larutan tugas (ql)
ql = q (air) + q (etanol) + qk
    = 453,6  J + 3,64  J + 84 J
    = 546,24 J
­          Entalpi pelarutan (ΔH1)
ΔH1 =  = 10924,8 J
6)   Untuk campuran air 45 ml dengan etanol 4,8 ml
Dik :    ρ air = 1
             ρ etanol = 0,789
            S etanol = 1,92
S air = 4,2
T etanol = 310C + 273 = 304 K
Dit : Entalpi perubahan (ΔH) ?
Peny :
­           Menghitung massa air
Ma = Va x ρ air
      = 45 ml x 1
      = 45 gr
­          Menghitung massa etanol
Ma = Va x ρ etanol
      = 4,8 ml x 0,789
      = 3,78 gr
­          Menghitung suhu campuran
T camp. =
              =  304,375 K
­          Kalor yang diserap air (qa)
ΔT1 = T camp – T (air)
       = 304,375  K – 302 K = 2,375 K
qa = Ma x S air x ΔT1
      = 45 gr x 4,2 x 2,375   K
    = 448,875  J
-          Kalor yang diserap etanol (qc)
ΔT2 = T camp – T (etanol)
        = 304,375 K – 304 K
        = 0,375 K
qc = Metanol x S etanol x ΔT2
      = 3,78 gr x 1,92 x 0,375 K
                            = 2,72 J
­          Kalor yang diserap kalorimeter (qk)
qk = K x ΔT2
      = 84  x 0,375 K
    = 31,5 J
­          Kalor yang diserap pada larutan tugas (ql)
ql = q (air) + q (etanol) + qk
    = 448,875 J + 2,72 J + 31,5 J
    = 483,095 J


­          Entalpi pelarutan (ΔH1)
ΔH1 =  = 24154,75 J
b. mencari perbandingan mol air dan mol etanol dalam setiap campuran
1)      Untuk campuran air 18 ml dengan etanol 29 ml
­          Perubahan suhu mula-mula (ΔTm1)
ΔTm1 = =
­          Perubahan suhu akhir
ΔTa1 = Tcamp – ΔTm1
= 306,25 K – 303,5K = 2,75 K
v  Mol air =
=  mol
v  Mol etanol =
=  mol
v  Perbandingan
Mol air : Mol etanol
      1     :        0,5
2)      Untuk campuran air 27 ml dengan etanol 19,3 ml
­          Perubahan suhu mula-mula (ΔTm2)
ΔTm2 = =
­          Perubahan suhu akhir
ΔTa2 = Tcamp – ΔTm2
= 307,75K – 303,5 K = 4,25 K
v  Mol air =
=  mol
v  Mol etanol =
=  mol

v  Perbandingan
Mol air : Mol etanol
      1,5     :        0,33
3)      Untuk campuran air 36 ml dengan etanol 14,5 ml
­          Perubahan suhu mula-mula (ΔTm3)
ΔTm3 = =
­          Perubahan suhu akhir
ΔTa3 = Tcamp – ΔTm3
= 306 K – 303 K = 3 K
v  Mol air =
=  mol
v  Mol etanol =
=  mol
v  Perbandingan
Mol air : Mol etanol
      2     :        0,25
4)      Untuk campuran air 36 ml dengan etanol 11,5 ml
­          Perubahan suhu mula-mula (ΔTm4)
ΔTm4 = =
­          Perubahan suhu akhir
ΔTa4 = Tcamp – ΔTm4
= 306 K – 303K = 3 K
v  Mol air =
=  mol
v  Mol etanol =
=  mol
v  Perbandingan
Mol air : Mol etanol
      2     :        0,2
5)      Untuk campuran air 36 ml dengan etanol 5,8 ml
­          Perubahan suhu mula-mula (ΔTm5)
ΔTm5 = =
­          Perubahan suhu akhir
ΔTa5 = Tcamp – ΔTm5
= 305 K – 303K = 2 K
v  Mol air =
=  mol
v  Mol etanol =
=  mol
v  Perbandingan
Mol air : Mol etanol
      2     :        0,1
6)      Untuk campuran air 45 ml dengan etanol 4,8 ml
­          Perubahan suhu mula-mula (ΔTm6)
ΔTm6 = =
­          Perubahan suhu akhir
ΔTa6 = Tcamp – ΔTm6
= 304,375 K – 303 K = 1,375 K
v  Mol air =
=  mol
v  Mol etanol =
=  mol
v  Perbandingan
Mol air : Mol etanol
      2,5  :   0,08


Volume (ml)
Massa (gr)
∆TM
∆Ta
∆H°/
Mol
Mol air/mol etanol
Air
etanol
Air
Etanol
18,0
29,0
18
22,88
304,5 K
3 K
198
2
27,0
19,3
27
15,22
304,625 K
4,375 K
1141
4
36,0
14,5
36
11,4
304,75 K
4,95 K
2185
8
36,0
11,5
36
9,1
304,75 K
4,25 K
2378
10
36,0
5,8
36
4,5
304,5 K
3,125 K
2818
22
45,0
4,8
45
3,78
305,25 K
2 K
3816
30



v  Grafik ∆H terhadap perbandingan mol air per mol etanol












            Keterangan :
            Sumbu x : mol air per mol etanol
            Sumbu y : ∆H

3.      Penentuan kalor penetralan HCl dan NaOH
Dik :          V HCl     = 20 ml
                  V NaOH = 20 ml
                  ρ l = 1,03 gr/ml
                  δ l = 3,93 j / gr.K
                  T HCl     = 29 0C + 273 = 302 K
                  T NaOH = 29 0C + 273 = 302 K

Dit : Kalor penetralan = ... ?
Peny :
Suhu mula-mula (Tm)
Tm =
                 =
Suhu akhir (Ta)
Ta =
=
v  Perubahan suhu akhir (ΔTa)
ΔTa = Ta - Tm
= 311,6 – 302 =  9,6 K
Vl   = V HCl + V NaOH
= 20 + 20 = 40 ml
v  M larutan = Vl + ρl
= 40 ml + 1,03  = 41,2 gr
v  Kalor yang diserap (q1)
q1 = M larutan x δl x Δta
 = 41,2 x 3,93 x 9,4 = 1554,4 Joule
v  Kalor yang diserap kalorimeter (q2)
q2 = K x q1
 = 121,7 x 1554,4
= 189.170,48


v  Kalor yang dihasilkan reaksi (q3)
q3 = q1 + q2
 = 189170,48 +(1554,4)
 = 190724,8 Joule
v  Kalor penetralan
mol larutan =

4.      Penentuan kalor penetralan NaOH dan CH3COOH
Dik :          V HCl     = 20 ml
                  V NaOH = 20 ml
                  ρ l = 1,089 gr/ml
                  δ l = 4,02 j / gr.K
                  T HCl     = 29 0C + 273 = 302 K
                  T NaOH = 29 0C + 273 = 302 K

Dit : Kalor penetralan = ... ?
Peny :
Suhu mula-mula (Tm)
Tm =
                 =
Suhu akhir (Ta)
Ta =
=
v  Perubahan suhu akhir (ΔTa)
ΔTa = Ta - Tm
= 309,2 – 302 =  7,2 K
Vl   = V CH3COOH + V NaOH
= 20 + 20 = 40 ml
v  M larutan = Vl + ρl
= 40 ml + 1,089  = 43,5 gr


v  Kalor yang diserap (q1)
q1 = M larutan x δl x Δta
 = 43,5 x 4,02 x 7,2 = 1259,06 Joule
v  Kalor yang diserap kalorimeter (q2)
q2 = K x q1
 = 121,7 x 1259,06
= 153227,6
v  Kalor yang dihasilkan reaksi (q3)
q3 = q1 + q2
 = 153227,6 +(1259,06)
 = 154486,6 Joule
v  Kalor penetralan
mol larutan =



G.    Pembahasan
Termokimia merupakan pengetahuan dasar yang perlu diberikan atau yang dapat diperoleh dari reaksi-reaksi kimia, tetapi juga perlu sebagai pengetahuan dasar untuk pengkajian teori ikatan kimia dan struktur kimia. Pada percobaan ini kita telah mengamati bagaimana setiap reaksi kimia yang selalu disertai dengan perubahan energi dan perubahan kalor yang diukur atau dipelajari dengan percobaan yang sederhana. Termokimia yang telah kita amati yaitu untuk penentuan tetapan kalorimeter, untuk penentuan pelarutan etanol dalam air serta penentuan kalor penetralan HCl dan NaOH.
a)      Penentuan tetapan kalorimeter.
Kalorimeter  suatu alat untuk mengukur temperatur/ suhu. Dalam praktikum ini yang pertama di lakukan adalah mengukur 20 ml air. Setelah itu dimasukkan 20 ml air kedalam kalorimeter dengan mengunakan buret maka akan dapat diukur temperatur air dingin dengan menggunakan thermometer. Kemudian air yang di panaskan yang terisi dalam gelas kimia dengan panas kurang lebih 10°C di atas suhu kamar, maka akan dapat terlihat temperatur air panas itu menjadi 41°C. Setelah diukur temperaturnya, air panas tersebut dimasukkan atau dicampurkan kedalam kalorimeter yang berisi air dingin. Kemudian campuran itu dikocok atau diaduk, lalu mengamati temperatur campuran selama  10 menit dengan selang waktu pengamatan selama 1 menit. Setelah pencampuran maka akan dapat diamati bahwa temperatur dari campuran itu adalah tidak konstan atau berubah-ubah yaitu dari 36°C menjadi 35°C, 34°C dan terakhir 33°C.
Dalam perhitungan kalor yang di serap oleh air dingin akan lebih besar di bandingkan dengan kalor yang diserap oleh air panas. Oleh karena itu tetapan kalorimeter yang dihasilkan akan mendapatkan plus (+).

b)      Penentuan kalor pelarutan etanol dalam air
Dalam percobaan yang kedua yang dilakukan adalah menggunakan 18 ml  dan 29 ml etanol. Mengukur suhu air selama 2 menit selang waktu 30 detik, dan setelah itu mengukur suhu etanol. Kemudian etanol dan air dicampurkan ke dalam kalotimeter dan mengukur suhunya selama 4 menit selang waktu 30 detik.

Jika etanol dilarutkan dalam air maka akan dilepaskan sejumlah kalor. Besarnya perubahan kalor tergantung pada konsentrasi awal dan konsentrasi akhir larutan yang terbentuk. Secara teoritis perubahan kalor terbesar maksimum terjadi jika etanol dilarutkan dalam volume air yang tertinggi kalor ini disebut kalor pelatutan etanol atau entalpi pelarutan.

c)      Penentuan kalor penetralan HCL dan NaOH
Larutan HCL yang dimasukkan ke dalam kalorimeter sebesar 20 ml dengan temperatur yang diukur sebesar 29°C. Kemudian mengukur larutan NaOH dengan volume 20 ml lalu mengamati temperatur larutan yaitu 29°C. Larutan NaOH yang telah diamati temperaturnya, dimasukkan ke dalam kalorimeter yang terlebih dahulu telah di isi dengan larutan HCL. Setelah dilakukan pencampuran kedua larutan, maka akan dapat dilihat pada thermometer bahwa temperatur campuran ini selama 5 menit dengan selang waktu 30 detik.
Setelah pencampuran maka akan dapat diamati bahwa temperatur dari campuran itu adalah tidak konstan. Hal ini terjadi karena dalam kalorimeter terjadi pencampuran atau pertukaran kalor maupun materi baik dari sistem lingkungan ataupun dari lingkungan masuk ke dalam sistem.

H.    Kesimpulan
Berdasarkan pembahasan, setiap reaksi yang terjadi disertai dengan perubahan energi. Perubahan energi yang dimaksud adalah proses pelepasan dan penyerapan kalor. Dari percobaan yang sederhana ini kita dapat mengetahui dan mempelajari bagaimana suatu larutan akan dicampurkan, bisa melakukan pengubahan kalor.
Setiap reaksi kimia selalu dipengaruhi oleh energi dan dalam reaksi kimia akan terjadi penyerapan energi dan pelepasan energi.

I.       Kemungkinan Kesalahan
-          Kurang teliti dalam mengukur suhu
-          Kurang teliti dalam mengukur larutan













Daftar Pustaka
Achmad, Hiskia. 2001. Stoikiometri Energetika Kimia. Bandung : PT. Citra Aditya Bakti
Anonym. 2012. Online tersedia di http://www.termokimia.pdf  (di akses tanggal 2 Desember 2012,pukul : 13.45)
Anonym. 2012. http://www.ppm-termokimia.pdf (di akses tanggal 2 Desember 2012, pukul : 13.20)
Syukri, S. 1999. Kimia Dasar 1. Bandung : ITB
Team Teaching Kimia Dasar 1. 2012. Penuntun Praktikum Kimia Dasar 1. Gorontalo : UNG

No comments:

Post a Comment

Free Search Engine Submission